"Kikisane mung sapala palayune ngendelken yayah wibi bangkit tur bangsaning luhur lah iya iya ingkang rama balik sira sarawungan bae durung mring atining tata krama nggonangon agama suci"
artinya:
"akhir dari suatu permsalahan yang hanya sepele, larinya tidak lain mengandalakan ayah bundanya, yang memang sanggup mengatasinya karena tergolong kaum bangsawan. sudah tentu sang ayah yang menyelesaikannya, namun bagaimana dengan ananda sendiri yang belum pernah meresapi arti inti tata krama. sebagai sarat kelengkapan yang selalu digunakan, dalam melaksanakan agama suci"
dan satu lagi:
"Socaning jiwangganira jir katara lamun pocapan pasthi lumur asor kudu unggul sumengah sosongaran yen mangkono kena ingaran katungkul karem ing reh kaprawiran nora iku kaki"
"cacat jiwa raganya memang terlihat sekali saat bertutur kata sedikitpuntidak mau kalah dan selalu ingin menang sendiri. senang membanggakan diri dan takabur, hingga hilang kewaspadaan. dia merasa senang sekali terhadap sesuatu hal yang berhubungan dengan keberanian, tanpa mempertimbangkan perbuatanya secara seksama. Hal semacam itu Nak, sesungguhnya tidak menyenagkan"
Sahabat blogger kata-kata yang aku tulis ini sama persis dengan nasehat ayahku dulu yang sempet terlupakan dari pikiranku, namun karena buku ini nasehat itu kembali terniang-niang.. maafkan aku Ayaah.. kangen kumis mu, hahahaa...
kalo' sahabat blogger mau tahu bukunya coba cari buku: SERAT WEDHATAMA Ki SABDACARKATAMA, di buku itu banyak nasehat-nasehat wedhatama ringkasan langsung dari naskah aslinya.. lengkap dengan bahasa jawa kononya/kiwinya
kalo' sahabat blogger mau tahu bukunya coba cari buku: SERAT WEDHATAMA Ki SABDACARKATAMA, di buku itu banyak nasehat-nasehat wedhatama ringkasan langsung dari naskah aslinya.. lengkap dengan bahasa jawa kononya/kiwinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar